Oleh : Nurdin (Dosen Hukum IAIN Palopo)
SALAH satu ibadah sosial yang paling diapresiasi secara universal oleh Allah Swt yakni bersedekah. Lihat saja, belum ada orang kaya bangkrut karena bersedekah tapi tidak sedikit dari mereka yang jatuh miskin akibat terlalu pelit.
Bahkan, dalam sebuah buku berjudul “99 Cahaya di langit Eropa” yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais, bercerita tentang bagaimana perjalanan putri Prof Amin Rais itu saat mengelilingi Eropa melihat kebangkitan Islam ratusan tahun silam.
Saat di Wina Austria, Hanum dan Rangga, suaminya. Menemukan sebuah restoran ala Pakistan yang sungguh ajaib bagi praktisi bisnis. Namanya “Der Wiener Deewan” plang nama tersebut dibubuhi slogan yang sensasional “All You Can Eat. Pay As You Wish”. (Makan sepuasnya. Bayar seikhlasnya)
Membaca slogan yang ada di restoran itu. Jika di Indonesia tak kurang dari seminggu atau boleh jadi sekejap mata berkedip, restoran seperti itu pasti “bubar jalan”. Sebab rasanya belum cocok untuk budaya Indonesia, yang tentu menanamkan sistem kejujuran dan pengendalian diri.
Natalie, nama pemilik restoran itu telah menabrak semua teori ekonomi dan bisnis yang pernah dipelajari. Rupanya, konsep dan strategi yang ditawarkan adalah ikhlas memberi dan menerima. Natalie percaya, bahwa sisi terindah dari manusia sesungguhnya adalah kedermawanan.
Konsep dan strategi di atas adalah ajaran Islam yang sangat mendasar. Sebagaimana janji Allah agar umatnya “ikhlas berderma, bersedekah, berzakat atau apapun istilahnya, niscaya akan bertambah kaya”.
Dan itu dibuktikan oleh Natalie dengan restorannya yang berdiri sejak tahun 2003, tidak pernah sepi dari pengunjung. Uang terus mengalir sebagai bukti ucapan tuhan : “Bersyukurlah, maka akan kutambah nikmat-Ku kepadamu”.
Natalie atau siapa pun dia adalah merupakan agen muslim yang sejati. Dia telah mempromosikan ajaran Islam tentang ikhlas bukan dengan hanya berhenti di bibir saja. Dia menggelarnya menjadi sebuah kedai makanan sumber kerelaan antara penjual dan pembeli.
Apa yang dipraktikkan oleh Natalie dengan Der Wiener Deewan, restorannya miliknya, membuka mata dan memberi pelajaran hidup yang berharga tentang Islam sesungguhnya. Justru bukan di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia melainkan di sebuah restoran kecil ala Pakistan di Wina Austria.(*)