Teraskata.com

Membangun Indonesia

‘Multiplier Effect’ Sirkuit RMS Palopo

admin |
Sirkuit Ratona Motor Sport (RMS) Palopo

TERASKATA.Com, Palopo – Pelaksanaan Kejurnas Motorprix Palopo Night Race sukses digelar. Event perdana di Sirkuit Ratona Motor Sport (RMS) Palopo ini memberi dampak positif terhadap berbagai sektor, utamanya di bidang ekonomi.

Diperkirakan sekitar Rp5 miliar perputaran uang di Kota Palopo selama 2 hari pelaksanaan event yang berlangsung pada Sabtu-Minggu (29-30/0723) itu. Sedikitnya 60 stand jualan berdiri di area Sirkuit RMS selama event berlangsung. Pedagang pun berterimakasih kepada Pemerintah Kota Palopo atas pelaksanaan event akbar tersebut. Pasalnya, mereka merasakan langsung dampak dari keberadaan sirkuit dan terlaksananya event Palopo Night Race.

Betapa tidak, hanya dalam waktu dua hari saja, mereka bisa menambah pendapatan berkali-kali lipat dari hari-hari biasanya saat berjualan ditempat lain. Salah satunya diungkap Minta, salah seorang pegiat UMKM yang berjualan di area sirkuit.

Advertisements

”Terimakasih kepada Bapak Wali Kota Palopo, karena memberi ruang kepada kami pelaku UMKM, atas kegiatan ini bisa menambah pemasukan terhadap usaha kami. Terimakasih sekali lagi atas adanya sirkuit ini,” katanya.

Senada diungkapkan Dewi yang juga berjualan di area sirkuit. Ia membeberkan omset yang didapatkannya selama event berlangsung. Angkanya mencapai Rp2 sampai Rp3 juta lebih perhari.

”Kemarin hari Jum’at sekitar Rp1 juta, itukan belum seramai ini. Nah sekarang ini sudah sekitar Rp3 juta,” kata Dewi salah satu penjual minuman yang mendirikan stand di luar area sirkuit, Sabtu (29/7/23) malam lalu.

Pedagang pun berterimakasih kepada Pemerintah Kota Palopo atas pembangunan sirkuit tersebut. ”Terimakasih banyak bapak wali kota dan pemerintah sudah membangun sirkuit ini. Adanya sirkuit sangat membantu ekonomi masyarakat khsususnya kami para pedagang,” kata Dewi.

Pedagang lainnya, Tika yang memilih berjualan nasi kuning pun meluapkan rasa syukurnya atas tambahan pendapatan yang diterimanya selama berjualan di area sirkuit. ”Alhamdulillah, semoga event seperti ini bisa terus dilaksanakan. Karena kita sudah punya sirkuit. Ini jadi tempat kami untuk menambah pendapatan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Palopo, Andi Agus Mandasini mengungkapkan, pihaknya melakukan uji petik dalam memantau efek dari serangkaian event yang digelar pemkot dalam rangka memperingati Hari Jadi Palopo ke-21 tahun.

”Kami membentuk tim uji petik. Berdasarkan laporannya, di setiap aktifitas makan minum di restoran dan penginapan hotel ada kenaikan aktifitas 60 sampai 80 persen dari bulan sebelumnya,” kata dia.

Dikatakan Agus, pihaknya belum menghitung pemasukan PAD dari pajak konsumen dari kafe, restoran, rumah makan dan hotel. Namun menurut dia ada kenaikan yang signifikan di bulan Juli.

”Di awal Agustus kami baru hitung kepastiannya. Namun laporan terakhir dari tim sudah di angka hampir 80 persen realisasinya. Memang kami persiapan dari awal dengan pihak PHRI Kota Palopo dari beberapa event peringatan HUT Kota Palopo sekitar 5 ribu orang yang berkunjung di Kota Palopo,” kata Agus belum lama ini.

Ia pun menambahkan bahwa event kejurnas balap motor merupakan malam puncak. Sehingga ada kenaikan pendapatan asli daerah. Terkhusus pajak konsumen sekitar 30 sampai 40 persen.

”Jadi tim yang kami bentuk melakukan uji petik menghitung pembayaran dalam bentuk usaha dan tarif pembayaran hotel dan tempat hiburan, tim itu yang bentuk untuk menaksir pendapatan pelaku usaha,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Palopo, Ery mengatakan geliat ekonomi terasa di seluruh sektor utamanya rumah makan dan juga peningkatan di perhotelan dan wisma.

”Dari rutinitas hanya ada kenaikan 20 persen, efek yang paling terasa dari penonton yang membludak. Dampaknya dari rumah makan termasuk pedagang yang ada sekitar arena event, walaupun masyarakat lokal yang datang pasti cari makan. Karena event seperti ini multi efek, semua sendi-sendi ekonomi berdampak, seperti hotel, restoran, rumah makan dan lain sebagainya. Jadi semua pasar berdampak,” sebutnya.

Sementara itu, Pengamat dan Pemerhati Otomotif Chandra Samad mengatakan sekitar 20 ribu lebih masyarakat datang menonton di Sirkuit RMS. Dia yakin, masyarakat yang datang bawa uang paling sedikit Rp50 ribu per orang. Lain lagi pebalap dan official.

”Saya beranggapan, satu orang pedagang mendapatkan hingga Rp10 juta. Secara ekonomi, UMKM meningkat. Kalau event ini ada sekali sebulan, saya katakan ekonomi akan semakin tumbuh” jelasnya.

Dirinya juga berharap event terus berlanjut. Chandra menyebut sirkuit permanen yang ada kalau tidak dikelola dengan baik dengan memunculkan event-event lain itu adalah hal yang keliru.

“Investasi yang sudah begitu besar harus kembali lewat pendapatan asli Daerah (PAD). Harus ada event lain, kalau perlu di luar otomotif di bawa ke sini. Supaya sirkuit ini bisa lebih berkembang, dikenal dan menambah biaya operasional untuk pembiayaan pemeliharaan sirkuit,” tandasnya. (lia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Exit mobile version