TERASKATA.Com, Palopo – Angka stunting terus menunjukkan penurunan. Capaian ini menandai hasil dari upaya pemerintah dalam mencegah dan menurunkan stunting demi mewujudkan generasi emas 2045.
Demikian Pula di Kota Palopo, pihak pemerintah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) terus gencar menjalankan program, upaya pencegahan dan penurunan angka stunting.
Kepala Dinas PPKB Kota Palopo, Samsil kepada wartawan mengungkapkan, Indonesia Emas membutuhkan perhatian tersendiri. Kondisi itu bisa dicapai bila ditandai dengan masyarakat yang penuh sejahtera dan kesejahteraan yang merata. Dan itu harus dimulai dari daerah.
” Untuk mewujudkan Indonesia Emas, salah satu yang harus diselesaikan lebih awal adalah menurunkan angka stunting, kematian ibu dan kematian bayi juga turun. Semua itu adalah basic dari pembangunan manusia pada umumnya,” terang Samsil.
Stunting merupakan gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Terutama di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) atau hingga umur dua tahun. Menurutnya, stunting tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosi, juga kecerdasan.
”Makanya, perlu kami tekankan stunting itu pasti pendek. Tetapi pendek belum tentu stunting,” ungkap Samsil.
Ia menambahkan, bukan hanya tinggi badan yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan anak. Anak dengan berat badan berlebih tetap mempunyai risiko stunting.
Pemberian makanan tambahan selain ASI atau MPASI sangat penting bagi balita di masa pertumbuhannya. Untuk itu para orangtua diingatkan jangan sampai terjadi kegagalan dalam memberikan asupan makanan.
”Ada tantangan, bahwa pada saat usia enam bulan stunting kita rendah. Tetapi begitu naik di usia 11 bulan, bahkan sampai usia 24 bulan atau 1000 hari pertama kehidupan, stunting naik,” ungkapnya. (*)