Implementasi Kurikulum Merdeka, Siswa SMPN 1 Palopo Bebas Tentukan Model Pembelajaran

TERASKATA.COM, PALOPO – Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, SMPN 1 Palopo memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan model pembelajaran yang akaan ia dapatkan.

Hal itu diungkap Wakil Kepala SMPN 1 Palopo Bidang Kurikulum, Andyka Prawira. Dia mengatakan, saat ini pihaknya menerapkan model pembelajaran yang berpihak kepada siswa dalam arti siswa yang menentukan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas.

“Jadi siswa yang menentukan bagaimana proses serta arah pembelajaran yang akan dilakukan di dalam kelas yang artinya mereka memilih cara metode pengajaran, penggunaan media, serta model evaluasi materi seperti apa yang mereka inginkan. Kemudian hal itu disepakati secara bersama oleh para siswa dan guru yang mengajar,” kata Andyka, Kamis (31/8/2023).

Di samping sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka, penentuan model pembelajaran oleh siswa ini juga dapat membuat siswa tersebut lebih aktif dan interaktif. Apalagi saat ini di Kota Palopo telah diterapkan Full Day School.

“Mengingat program Full Day School dengan durasi jam pembelajaran yang terbilang cukup lama dibanding hari sekolah biasanya ini berpotensi menurunkan semangat, fokus, serta timbulnya rasa bosan siswa dalam belajar. Untuk mengantisipasi itu, kemudian diterapkanlah pembelajaran yang berpihak pada murid untuk membuat ruang kelas yang lebih aktif dan interaktif antara guru dengan murid maupun murid dengan murid,” jelasnya.

Selain mengoptimalkan proses pembelajaran di dalam kelas, SMPN 1 Palopo juga melatih dan mengembangkan bakat serta minat para siswa dengan mengadakan program ekstrakurikuler.

Disebutkan Andyka, ekstrakurikuler SMPN 1 Palopo terbagi menjadi 2 yaitu ekstrakulikuler akademik dan non akademik.

“Ekskul akademik yang ada di sini itu seperti english club, math club, IPS club, dan sains club. Sedangkan ekskul non akademik itu berupa olahraga dan seni yang dilakukan setiap jam pulang sekolah yang didampingi oleh guru pendamping masing masing ekskul,” sebut Andyka.

“Tujuan dibentuknya ekskul ini selain sebagai tempat menyalurkan minat bakat juga menjadi tempat persiapan para siswa jika nanti ada perlombaan antar sekolah seperti OSN ataupun O2SN,” tambahnya.

Dia pun berharap, dengan adanya penerapan model pembelajaran yang berpihak pada siswa ini mampu membuat siswa senang dan lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran.

“Harapan saya hadirnya penerapan model pembelajaran yang berpihak pada siswa dapat membuat para siswa menjadi lebih senang dan lebih giat lagi dalam belajar,” harap Andyka.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *