DPPKB Palopo Hadiri Launching Aplikasi Inzting Sulsel
TERASKATA.Com, Palopo – Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengukuhkan Pj. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan dan Ketua TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), Selasa malam (03/10/2023), di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan. Pada acara tersebut juga diluncurkan aplikasi Inzting (Ikhtiar Men-Zero-kan Stunting).
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Daerah se Sulawesi Selatan. Selain Wali Kota Palopo, tampak pula hadir mendampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Palopo, Samsil.
”Memang ini (aplikasi Inzting) dari hulu sampai hilir mulai dari remaja, mau nikah, hamil kemudian setelah melahirkan. Jadi, setelah melahirkan, Balita dan Baduta tercover semuanya di dalam aplikasi namanya Inzting ikhtiar menzerokan stunting Sulsel. Saya apresiasi menyangkut dari hulu hingga ke hilir empat hal dan itulah yang menjadi sasaran utama stunting,” kata Kepala BKKBN, Hasto kepada wartawan usai acara.
Dalam sambutannya, ia juga mengatakan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan telah melaksanakan lima pilar dalam target tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Hasto juga mengingatkan bahwa Bonus Demografi tinggal 13 tahun lagi karena pada tahun 2035 windows of opportunity sudah close, dependency ratio sudah naik, orang-orang tua sudah banyak sehingga ageing population sudah terjadi.
Terkait peluncuran aplikasi Inzting, Pj. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan yang ditemui usai acara mengatakan bahwa harus ada satu data agar penanganan stunting bisa tepat sasaran, merata dan tidak dobel.
”Saya sejak awal dulu ada satu data. Karena bagaimana supaya uang yang terbatas itu bisa terkonsolidasi, maka harus berangkat dari satu data. Satu data oleh seluruh instansi kabupaten-kota sama semua. Ini basis datanya sama dan diintegrasikan di tingkat provinsi. Nanti satu pintu untuk dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan BKKBN RI. Kemudian, ada juga data dari BKKBN yang bisa kita koneksikan,” jelasnya.
Tak hanya data, Dr Bahtiar juga menekankan aspek-aspek yang harus digerakkan dalam percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan.
“Mengatasi stunting ini kelihatannya memiliki banyak dimensi aspek. Aspek kesehatan, kultur, ekonomi, budaya, pengetahuan, kebiasaan, maupun faktor-faktor di luar kendali manusia seperti alam, dst,” terangnya.
Aplikasi Inzting adalah Pengembangan Digitalisasi Inovasi yang memiliki tujuan untuk mewujudkan lingkungan keluarga yang berdaya secara mandiri serta mampu mengupayakan kesehatan pribadi dan ketahanan keluarga secara optimal.
Dukungan dari seluruh komponen masyarakat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan dapat menjadi solusi yang komprehensif dan berkelanjutan terhadap permasalahan stunting di Sulawesi Selatan. Tentunya program yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan yang ditemukan di wilayah ataupun pada keluarga berisiko di masyarakat.
Adapaun prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan SSGI 2022, sebesar 27,2 persen. (adv)
Tinggalkan Balasan