TERASKATA LUWU RAYA

Dari Timur Membangun Indonesia

BKKBN Sulsel Apresiasi Capaian DPPKB Palopo Tangani Stunting

admin | admin admin
Ketua Tim Kerja BKKBN Sulawesi Selatan, Siti Zulfiani

TERASKATA.Com, Palopo Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan mengapreasi kinerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Palopo dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kota Palopo.

Apresiasi itu disampaikan Kepala BKKBN Sulsel melalui Ketua Tim Kerja BKKBN Sulawesi Selatan, Siti Zulfiani, saat menghadiri rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting (TPPPS) Kota Palopo Tahun 2025, 10 Oktober 2025 lalu.

“Kami mengapresiasi Pemkot Palopo melalui DPPKB yang telah banyak menghasilkan capaian-capaian yang tinggi dalam mengatasi kasus stunting di Kota Palopo,” kata Siti Zulfiani.

Advertisements

Salah satu capaian DPPKB Palopo, sebut Siti Zulfiani, yakni mampu melakukan penanganan dan pencegahan stunting dengan berkolaborasi instansi lain, termasuk pihak swasta. Salah satunya, DPPKB Palopo berkolaborasi dengan Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Palopo.

“Kolaborasi DPPKB dan Baznas dalam penanganan dan pencegahan stunting di Palopo patut jadi contoh daerah lainnya. Melalui kolobarasi ini, Baznas menyalurkan bantuan kepada warga yang jadi sasaran penanganan dan pencegahan stunting. Bantuan itu bisa berupa susu dan makanan tambahan bergizi,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Siti Zulfiani juga menyatakan, program bangga kecana yang dilaksanakan DPPKB Palopo selama ini berjalan baik sehingga program ini melebihi capaian yang ditargetkan.

“BKKBN Sulsel sangat mengapreasi kinerja Pemkot Palopo ini sehingga kami tidak ragu melaksanakan kegiatan BKKBN di Kota Palopo,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Siti Zulfiani memaparkan data jumlah resiko stunting di kota Palopo, yakni resiko stunting di daerah ini masih 4.737 keluarga atau 16,8 persen, tidak berisiko sebanyak 23.836 keluarga atau 83,42 persen. Adapun jumlah sasaran stunting sebanyak 28.573 keluarga.

“Mudah-mudahan komitmen dan kolaborasi bersama dengan pihak terkait bisa menurunkan angka resiko stunting dan Palopo bisa masuk zero stunting,” pesan Siti Zufiani.

Sementara itu, Kepala DPPKB Palopo, Samsil mengatakan, jika merujuk data stunting di Kota Palopo, pihaknya saat ini fokus program pencegahan stunting.

Sesuai data Tim Pergerak Gizi (TPG) per Juli 2025, jumlah kasus stunting di Palopo mencapai 95 kasus. Untuk data Agustus hingga Oktober, masih dalam tahap pendataan.

Namun merujuk data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Suvei Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting Kota Palopo 22,25 persen atau masih jauh dari angka target nasional. Untuk itu, DPPKB Palopo bersama instansi terkait masih fokus program
pencegahan stunting.

Menurut Samsil, untuk pencegahan kasus stunting ini juga perlu untuk diwaspadai agar tidak meningkat kembali karena masih ada 4.737 keluarga berisiko yang harus kita selesaikan. Sebab, jika tidak ditangani dengan baik dengan program pencegahan, maka angka beresiko tersebut bisa menjadi stunting tahun 2026 mendatang. (Advertorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini