DPPKB Dorong Kaum ‘Suami’ Jadi Akseptor KB
TERASKATA.Com, Palopo – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palopo mendorong poara suami untuk ikut menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB).
Demikian diungkapkan Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (DPPKB) Samsil kepada teraskata.com. Ia mengatakan dibandingkan dengan perempuan, risiko bagi kaum pria sangat minim sebagai Akseptor KB.
”Kondom nyaris tidak berisiko karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks. Paling hanya merasa kurang nyaman dan kurang praktis saja, selain itu kondom jarang dikeluhkan. Vasektomi atau MOP, walau dilakukan dengan operasi namun karena sasaran operasi yaitu saluran mani ada di luar rongga tubuh sehingga hanya perlu operasi ringan dengan bius lokal dan bisa selesai kurang dari 20 menit jika tidak ada faktor penyulit,” ungkapnya.
Meski risiko minim bagi pria, namun faktanya kesertaan KB Pria masih sangat rendah saat ini. Data menunjukkan bahwa cakupan peserta aktif KB Pria (MOP dan kondom) dibandingkan total peserta KB aktif masih belum terlalu baik. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah yang terdiri atas kondom dan vasektomi.
”Data Sistem Informasi Keluarga (New Siga) BKKBN tahun 2022 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB yaitu kondom sebesar 2,2 persen dan vasektomi sebesar 0,25 persen. Capaian persentase kesertaan KB Pria tahun 2022 sebesar 2,48 persen tersebut baru mencapai 46,53 persen dibandingkan target yang ditetapkan yaitu sebesar 5,33 persen,” terangnya.
Masih kentalnya salah pemahaman bahwa KB adalah urusan ibu-ibu, mitos atau salah persepsi bahwa vasektomi sama seperti kebiri yang menyebabkan hilangnya gairah, dan masih jarangnya tokoh dan pemuka masyarakat yang meneladankan ber-KB menjadi penyebab utama rendahnya capaian KB Pria khususnya vasektomi.
Padahal faktanya, dalam vasektomi tidak ada organ yang diambil atau dibuang. Yang dilakukan adalah memotong dan mengikat saluran sperma, agar air mani yang dikeluarkan tidak lagi mengandung sperma (benih).
”Perlu diketahui, sperma dan air mani diproduksi oleh organ tubuh yang berbeda. Benih dikirim melalui saluran sperma untuk bercampur dengan air mani sebelum seluruhnya dikeluarkan saat berhubungan. Saluran sperma itulah yang diikat saat vasektomi sehingga sperma tidak dapat pergi bercampur dengan air mani,” ungkapnya.
Sperma yang merupakan protein tetap diproduksi dan karena tidak bisa bergabung dengan air mani maka selanjutnya diserap oleh peredaran darah untuk dimanfaatan sel-sel atau jaringan yang membutuhkannya. (ADV)
Tinggalkan Balasan