Hasil Analisis Data Pengukuran Stunting Tingkat Kota Palopo

Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak balita akibat kekurangan gizi kronik dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang badan atau tinggi badan berada di bawah standar WHO (PP No.72 Tahun 2021). Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000 HPK, akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). intervensi yang paling menentukan untuk mengurangi terjadinya stunting adalah intervensi pada usia 1000 HPK.

Intervensi stunting memerlukan konvergensi program/intervensi dan upaya sinergis pemerintah serta dunia usaha dan masyarakat. Perbandingan kasus stunting di Kota Palopo pada tahun 2020-2022 berdasarkan data e-PPGBM bulan Agustus pada tahun berjalan terlihat bahwa kasus stunting dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan jumlah kasus maupun prevalensi dari tahun 2020 sebanyak 531 kasus atau 8,33 % menjadi 421 kasus atau 4,20 %, dan pada tahun 2022 menjadi 344 kasus atau menjadi 3,24 %.

Hal ini disebabkan adanya kerjasama dan koordinasi oleh pemerintah maupun seluruh perangkat daerah terkait dalam melakukan konvergensi stunting. Kegiatan konvergensi terbut dilakukan dalam 8 Aksi Konvergensi Stunting dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Palopo.

Perbandingan kasus stunting di Kota Palopo pada tahun 2020-2022 berdasarkan data e-PPGBM bulan Agustus pada tahun berjalan menunjukkan bahwa dari data per kecamatan menunjukkan bahwa kecamatan yang paling tinggi penurunan prevalensi stunting berada di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Wara Selatan yang prevalensi stuntingnya dari 19,1% pada tahun 2020 menjadi 3,7% pada tahun 2022, dan Kecamatan Wara Barat yaitu dari 18,7 % pada tahun 2020 menjadi 7,9% pada tahun 2022, serta Kecamatan Wara yaitu dari 5,7% pada tahun 2020 menjadi 2% pada tahun 2022.

Dari tersebut juga menunjukkan bahwa kecamatan Sendana, Wara Timur, Mungkajang Wara Utara, Bara dan kecamatan Telluwanua mengalami fluktuasi prevalensi stunting yaitu dimana terjadi kenaikan dan penurunan jumlah balita stunting setiap tahun. Selain itu, juga tercatat bahwa terjadi penurunan jumlah stunting di Kota Palopo dari 531 tahun 2020 menjadi 421 pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 menjadi 344 balita.

Sedangkan untuk data prevalensi stunting menunjukkan bahwa terjadi penurunan prevalensi stunting di Kota Palopo dari 8,33% tahun 2020 menjadi 4,2% pada tahun 2021, dan di tahun 2022 menjadi 3,24 %. Kegiatan intervensi yang telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah dengan melakukan Konvergensi Stunting yang sudah masuk tahun kedua yang mana melibatkan seluruh perangkat daerah terkait mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan sampai ke tingkat keluarga.

Selain itu adanya kegiatan pencegahan melalui perbaikan gizi pada 1000 HPK berupa intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan pada ibu hamil yang kekurangan energi kronis menggunakan makanan tambahan lokal dan makanan pabrikan, peningkatan pelayanan pada ibu hamil seperti pemeriksaan minimal 6 kali selama masa hamil, pemberian tablet tambah darah, pemberian makanan tambahan pada balita gizi kurang, melakukan penyuluhan/konseling/pendampingan pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi, pemberian vitamin dan pemantauan pertumbuhan.

Ditingkat Kota dilakukan beberapa pelatihan atau peningkatan kapasitas petugas seperti pelatihan ANC terstandar, pelatihan PMBA, dan adanya konselor ASI. Sedangkan kegiatan intervensi sensitive yang telah dilakukan seperti memastikan akses air bersih dan sanitasi yang baik, edukasi/konseling pada calon pengantin, menyediakan akses ke layanan kesehatan dan keluarga berencana, memberikan pendidikan pengasuhan pada orangtua, serta memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi
pada remaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *