Partai Gerindra, Perdana Ikut Pemilu Langsung Masuk Senayan

TERASKATA.Com, Palopo – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) adalah salah satu peserta pemilu tahun 2024 mendatang. Partai ini resmi dideklarasikan sebagai partai politik pada 6 Februari 2008, menjelang Pemilu 2009.

Dari laman resmi partai Gerindra diketahui jika partai berlambang kepala Garuda ini lahir sebagai respons terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi di Indonesia, terutama bagi masyarakat kelas bawah.

Awal berdirinya Partai Gerindra dimulai dari gagasan Fadli Zon dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Pada Desember 2007, sejumlah tokoh seperti Fadli Zon, Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe berkumpul untuk membahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta ketentuan dasar pendirian partai politik. Mereka menyadari pentingnya mendirikan partai ini mengingat adanya pemilihan umum pada tahun 2009.

Pendirian partai ini juga melibatkan Prabowo Subianto sebagai ketua dewan pembina partai. Prabowo memberikan ide-ide yang menjadi bagian dari visi, misi, dan manifesto perjuangan partai. Tujuan utama Partai Gerindra adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil, makmur, beradab, dan berketuhanan, dengan landasan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945.

Pemilu 2009, untuk pertama kalinya partai Gerindra terdaftar sebagai peserta pemilu bersama dengan 44 Parpol lainnya. Sebagai pendatang baru, Gerindra menjadi partai yang cukup diterima publik indonesia. Terbukti, partai ini langsung berhasil masuk ke parlemen.

Bahkan, Gerindra berhasil menembus posisi 10 besar, tepatnya berada pada urutan kedelapan peraih suara dan kursi terbanyak di senayan. Partai ini berhasl meraih 4.646.406 suara (4,5%) dan 26 kursi di DPR, menempati posisi kedelapan dari sembilan fraksi.

Dari pemilu ke pemilu partai Gerindra selalu mengalami trend yang sangat positif. Pada pemilu 2014 Partai Gerindra sukses menembus tiga besar dengan 14.760.371 suara (11,81%) dan 73 kursi di DPR, berada di posisi ketiga dari sepuluh fraksi.

Demikian pula pada pemilu 2019, Gerindra semakin mengukuhkan diri dengan meraih 17.594.839 suara (13,57%) dan 78 kursi di DPR, berada di posisi ketiga dari sepuluh fraksi. Sebagai partai nasional, Gerindra kini menjadi kekuatan politik utama di Indonesia.

Dari trend positif itulah membuat partai Gerindra selalu mendapatkan ‘jatah’ kursi calon Presiden dan Wakil Presiden. Tercatat 3 kali partai gerindra ikut dalam kontestasi Pemilihan Presiden. Partai ini tidak sekedar sebagai pengusung, tetapi partai ini berhasil menjadikan kader terbaiknya sebagai salah satu figur yang ikut bertarung pada kontestasi Pilpres.

Pilpres 2009 adalah pertama kali gerindra ikut sebagai partai pengusung. Saat itu, Gerindra berkoalisi dengan PDI Perjuangan mengusung pasangan Megawati Soekarno Putri sebagai calon Presiden dan Prabowo Subianto yang merupakan ketua Dewan Pembina Partai Gerindra saat itu sebagai Calon Wakil Presiden. Sayangnya, pilpres itu dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpasangan dengan Boediono. Pasangan ini diusung oleh Partai Demokrat dan PKS, PPP, PAN dan PKB.

Pasangan nomor urut satu, Megawati-Prabowo pada Pilpres 2009 hanya mampu meraih 32.548.105 (26,79%) suara sedangkan pasangan nomor urut 2 SBY-Boediono meraih 73.874.562 (60,80%) suara. Pasangan nomor urut 3, Jusuf Kalla- Wiranto harus puas di posisi ketiga dengan raihan suara 15.081.814 (12,41%).

Pilpres 2014, partai Gerindra kembali mengusung kader terbaiknya, Prabowo Subianto bertarung di Pilpres. Kali ini, prabowo maju sebagai Calon Presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Pasangan ini diusung Gerindra, Golkar,PAN, PPP, PAN, PKS, dan PBB.

Pasangan Prabowo-Hatta menghadapi koalisi PDI-P, PKB, NasDem, dan Hanura yang mengusung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Sayangnya, pasangan Prabowo-Hatta pun gagal memenangkan Pilpres saat itu. Pasalnya, hasil rekapitulasi yang dilakukan KPU hanya menempatkan pasangan ini pada posisi kedua, dengan perolehan suara 62.576.444 (46,85%). Sedangkan pesaingnya, pasangan Jokowi-JK sukses mengumpulkan 70.997.833 (53,15) suara.

Tak cukup sampai disitu, kader Partai Gerindra kembali mendapatkan jatah untuk calon presiden pada Pemilu 2019. Kali ini Prabowo Subianto menggandeng wakil Sandiaga Uno yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pasangan ini menghadapi incumbent, Joko Widodo yang saat itu memilih KH Ma’ruf Amin sebagai wakilnya.

Hasilnya, pasangan yang diusung Gerindra bersama Demokrat, PAN dan PKS ini harus mengakui keunggulan pasangan Jokowi-Ma’ruf yang diusung PDIP, Golkar, PKB, NasDem, dan Hanura.

Dari data resmi KPU, pilpres ini dimenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf dengan total suara 85.607.362 (55,50) sedangkan pasangan Prabowo Sandi mengumpulkan 68.650.239 (44,50) suara. (udi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *