Perdana Ikut Pemilu 2014, NasDem Raih 36 Kursi di Senayan
TERASKATA.Com, Palopo – Partai Nasional Demokrat disingkat NasDem. Adalah salah satu peserta Pemilu 2024 mendatang. Pada 14 Februari 2024, partai ini tercatat untuk ketiga kalinya ikut pemilu, setelah 2014 dan 2019.
Nasdem disebut-sebut sebagai partai yang lahir dari konflik internal Partai Golongan Karya (Golkar). Pasalnya, partai ini terbentuk pasca Surya Paloh gagal menjadi Ketua Umum Partai Golkar pada Munas 2009 di Riau. Saat itu, Golkar menetapkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum.
Pasca Munas itu, Surya Paloh memilih keluar dari partai berlambang beringin, kemudian mendirikan Nasdem. Saat itu, nasdem yang didirikan surya Paloh bukanlah parpol. Statusnya masih organisasi masyarakat (Ormas).
Surya Paloh mencetuskan ormas NasDem bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X. Ormas ini dideklarasikan oleh 45 tokoh nasional di Istora Senayan, Jakarta pada 1 Februari 2010. Puncak acara pendeklarasiannya ditandai dengan pidato oleh pencetusnya yaitu Surya Paloh. Ormas Nasdem berupaya melakukan gerakan perubahan bernama Gerakan Restorasi. Gerakan ini dilandaskan atas tiga hal, yaitu politik solidaritas; ekonomi emansipatif dan partisipatif; serta budaya gotong-royong.
Ormas Nasdem inilah menjadi cikal bakal Partai NasDem. Meskipun saat itu Surya Paloh maupun pengurus lain membantah bahwa Nasdem adalah cikal bakal parpol. Bahkan pada 27 Januari 2011, Surya Paloh menegaskan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak akan menjadi partai politik.
”Saya perlu menegaskan bahwa Gerakan Nasional Demokrat tetap akan menjadi organisasi non-profit dan tidak akan menjadi partai politik,” kata Paloh saat itu.
Namun akhirnya pada tanggal 25 April 2011 Nasional Demokrat (Nasdem) mendaftarkan diri menjadi partai politik kepada Kemenkumhan. Tak lama kemudian pada tanggal 6 Juli 2011, seorang pendiri Nasdem, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan mengundurkan diri dari ormas tersebut. Hal itu dilakukannya karena kecewa Nasdem telah berubah menjadi partai politik dan berorientasi kekuasaaan. ”Betul saya keluar, karena Nasdem sudah menjadi partai. Kalau tidak kecewa, ya kita tidak keluar. Karena kita itu mengabdi bukan pada kekuasaan. Kalau politik kan pada kekuasaan, kalau ormas bukan,” ujar Sultan.
Pada tanggal 26 Juli 2011, Partai Nasdem resmi menjadi Parpol baru di Indonesia. Banyak pihak menduga Partai tersebut merupakan partai bentukan daripada Ormas Nasdem yang dibuat oleh Surya Paloh. Hanya saja Sekjen Ormas NasDem, Syamsul Maarif menyatakan, ”Kalaupun namanya persis sama, itu bukan Nasdem kami. Jadi yang mendirikan itu ya orang-orang partai Nasdem bukan kami. Kalau ada yang bilang partai Nasdem dibentuk oleh ormas Nasdem nggak pernah” katanya.
Kongres I Partai NasDem berlangsung 25-26 Januari 2013 di Jakarta. Kongres itu diikuti 66 orang mewakili 33 DPW, 994 orang mewakili 497 DPD, 9 orang mewakili Majelis Tinggi, dan 2 orang anggota Dewan Pakar. Kongres juga dihadiri 800 orang peninjau yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Kongres itu, menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem periode 2013-2018. Keputusan itu diambil pada sidang pleno pertama 25 Januari 2013. Sebelum Surya Paloh terpilih secara resmi menjadi Ketum, Partai NasDem lebih dulu dipimpin Patrice Rio sebagai ketua umum.
Kongres I Partai NasDem 25-26 Januari 2013 disebut Surya Paloh sebagai tonggak sejarah partai ini dalam melakukan gerak dan langkah ke depan untuk melakukan perubahan melalui gerakan Restorasi Indonesia.
Bersama 46 parpol yang mengajukan diri ikut Pemilu 2014, Partai NasDem mengajukan berkas administrasi kepartaian ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pada verifikasi awal, Partai Nasdem berhasil masuk ke dalam 34 parpol yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014 di KPU.
Setelah melakukan verifikasi administrasi (Vermin) atas 34 parpol yang berniat ikut Pemilu 2014, pada 28 Oktober 2012, KPU mengumumkan menyatakan ada 16 partai yang maju ke tahap verifikasi faktual (Verfak). Nasdem merupakan satu-satunya partai baru yang lolos vermin saat itu.
Dari 16 parpol yang dinyatakan lolos vermin dan dilakukan verfak, maka pada 7 Januari 2013 KPU menyatakan Partai NasDem lolos dalam memenuhi persyaratan verifikasi faktual tingkat pusat sebagaimana diatur dalam UU Pemilu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu.
Pemilu 2014 untuk pertama kalinya Partai NasDem mengikuti pemilu. Partai NasDem kemudian mendapatkan nomor urut 1 sebagai peserta Pemilu 2014. NasDem kemudian menempati urutan ke delapan dengan raihan suara 6,72 persen atau 8.402.812 suara saat itu.
Dengan hasil itu NasDem memeroleh 36 kursi di Parlemen. Pada Pilpres 2014, Partai NasDem juga secara terbuka menjadi deklarator mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai capres-cawapres.
Pada 2015, NasDem kembali berpartisipasi dalam Pilkada serentak yang digelar di 264 daerah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 132 calon berhasil menang, baik yang diusung NasDem dan partai lain dalam koalisinya. Pada Pilkada 2017, NasDem berhasil menempati posisi kedua teratas dengan 47 kemenangan dari 101 daerah.
Partai NasDem menjadi parpol yang meraih kemenangan paling banyak pada Pilkada serentak 2018 yang digelar di 17 provinsi dan 115 kabupaten dan 39 kota penyelenggara. Sepuluh calon yang diusungnya memenangkan pertarungan, dan empat di antaranya merupakan kader dan pengurus Partai NasDem.
Pada Pileg 2019, NasDem menempati urutan keempat dengan persentase 9,05 persen atau 12.661.792 suara. Nasdem berhak mendapatkan 59 kursi di parlemen karena memenuhi ketentuan ambang batas parlemen yang ditetapkan saat itu, yakni sebanyak 4 persen.
Selain itu, NasDem pada Pilpres 2019 kembali mengusung Jokowi. Bersama koalisi Indonesia Maju, NasDem berhasil memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 dengan persentase 55,50 persen atau 85.607.362 suara.
Pada Oktober 2022 lalu, NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024. Ketua Umum NasDem, Surya Paloh mengatakan partainya berkomitmen menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan partai dan pribadi. Dia yakin Anies juga dapat menjalankan komitmen itu. ”Yang ingin dicari NasDem yang terbaik dari yang baik-baik. Inilah kenapa akhirnya NasDem memilih sosok Anies Rasyid Baswedan,” kata Paloh. (udi)
Tinggalkan Balasan