‘Multiplier Effect’ Sirkuit RMS Palopo

Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Palopo, Andi Agus Mandasini mengungkapkan, pihaknya melakukan uji petik dalam memantau efek dari serangkaian event yang digelar pemkot dalam rangka memperingati Hari Jadi Palopo ke-21 tahun.

”Kami membentuk tim uji petik. Berdasarkan laporannya, di setiap aktifitas makan minum di restoran dan penginapan hotel ada kenaikan aktifitas 60 sampai 80 persen dari bulan sebelumnya,” kata dia.

Dikatakan Agus, pihaknya belum menghitung pemasukan PAD dari pajak konsumen dari kafe, restoran, rumah makan dan hotel. Namun menurut dia ada kenaikan yang signifikan di bulan Juli.

”Di awal Agustus kami baru hitung kepastiannya. Namun laporan terakhir dari tim sudah di angka hampir 80 persen realisasinya. Memang kami persiapan dari awal dengan pihak PHRI Kota Palopo dari beberapa event peringatan HUT Kota Palopo sekitar 5 ribu orang yang berkunjung di Kota Palopo,” kata Agus belum lama ini.

Ia pun menambahkan bahwa event kejurnas balap motor merupakan malam puncak. Sehingga ada kenaikan pendapatan asli daerah. Terkhusus pajak konsumen sekitar 30 sampai 40 persen.

”Jadi tim yang kami bentuk melakukan uji petik menghitung pembayaran dalam bentuk usaha dan tarif pembayaran hotel dan tempat hiburan, tim itu yang bentuk untuk menaksir pendapatan pelaku usaha,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Palopo, Ery mengatakan geliat ekonomi terasa di seluruh sektor utamanya rumah makan dan juga peningkatan di perhotelan dan wisma.

”Dari rutinitas hanya ada kenaikan 20 persen, efek yang paling terasa dari penonton yang membludak. Dampaknya dari rumah makan termasuk pedagang yang ada sekitar arena event, walaupun masyarakat lokal yang datang pasti cari makan. Karena event seperti ini multi efek, semua sendi-sendi ekonomi berdampak, seperti hotel, restoran, rumah makan dan lain sebagainya. Jadi semua pasar berdampak,” sebutnya.

Sementara itu, Pengamat dan Pemerhati Otomotif Chandra Samad mengatakan sekitar 20 ribu lebih masyarakat datang menonton di Sirkuit RMS. Dia yakin, masyarakat yang datang bawa uang paling sedikit Rp50 ribu per orang. Lain lagi pebalap dan official.

”Saya beranggapan, satu orang pedagang mendapatkan hingga Rp10 juta. Secara ekonomi, UMKM meningkat. Kalau event ini ada sekali sebulan, saya katakan ekonomi akan semakin tumbuh” jelasnya.

Dirinya juga berharap event terus berlanjut. Chandra menyebut sirkuit permanen yang ada kalau tidak dikelola dengan baik dengan memunculkan event-event lain itu adalah hal yang keliru.

“Investasi yang sudah begitu besar harus kembali lewat pendapatan asli Daerah (PAD). Harus ada event lain, kalau perlu di luar otomotif di bawa ke sini. Supaya sirkuit ini bisa lebih berkembang, dikenal dan menambah biaya operasional untuk pembiayaan pemeliharaan sirkuit,” tandasnya. (lia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *