TERASKATA LUWU RAYA

Dari Timur Membangun Indonesia

Reses di Desa Malela, Fadriaty Dicurhati Jembatan Gantung Kerap Rusak Gegara Banjir

admin |

TERASKATA.COM, Suli – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Fadriaty As, menggelar reses di Desa Malela, Kecamatan Suli, Luwu, Rabu (7/2/2024) siang.

Reses ini dihadiri Kepala Desa Malela, Muharram, para kepala dusun, tokoh masyatakat, serta masyarakat Desa Malela.

Kepala Desa Malela, Muharram, dalam sambutannya berterima kasih kepada Fadriaty yang menyempatkan waktunya bersilaturahmi di desanya.

Advertisements

Ia mengatakan momen seperti ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.

“Jadi saat memiliki kesempatan seperti ini, kita harus manfaatkan untuk sampaikan aspirasi ta. Insya Allah ibu dewan menampung aspirasi seluruh masyarakat,” ujarnya.

Dari banyaknya anggota dewan, lanjut Muharram, salah satu yang paling dekat dan sering berkunjung adalah Fadriaty.

“Kita bisa panen padi kembali karena ada pembawa aspirasi kita membangun kembali bendungan radda. Setelah kurang lebih hampir 10 tahun kita tidak menanam karena tidak ada air,” jelasnya.

Sesi tanya jawab, salah seorang masyarakat, Mansyur, menyampaikan aspirasinya termasuk soal jembatan gantung yang ada di Dusun Malela saat ini tinggal kenangan.

Jembatan gantung tersebut rusak gegara bencana banjir beberapa tahun silam dan hingga saat ini belum juga dibangun kembali.

Sementara jembatan gantung tersebut salah satu akses terdekat masyarakat menuju pemakaman desa. Sehingga masyarakat saat ini melewati dua desa yakni Desa Cimpu Utara dan Cimpu untuk sampai di pemakaman.

Tak hanya jembatan gantung di dusun tersebut, banjir juga pernah merusak jembatan gantung di Dusun Tirowali, Desa Malela, akses terdekat puluhan kepala keluarga beraktivitas sehari hari.

Menanggapi aspirasi tersebut, Fadriaty, tak bosan mendengar keluhan tentang banjir khusus untuk Kecamatan Suli, karena sudah langganan banjir.

“Kita inginkan harusnya sungai yang ada di Kecamatan Suli ini ditalud atau minimal di beronjong. Hanya saja ini membutuhkan anggaran yang besar, sementara anggaran di provinsi ini terbagi di 24 kabupaten kota,” katanya.

Meski begitu, ia tetap akan mengupayakan aspirasi ini sampai ke pemerintah provinsi sebagai pelaporan di reses masa sidang II tahun 2023 dan 2024.

Tak hanya soal banjir, masyarakat juga keluhkan soal kelangkaan pupuk bersubsidi. Sebab hasil panen dipengaruhi oleh pengelolaan lahan yang tepat dan pemberian nutrisi melalui pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini